Pembelajaran bahasa, sebagai salah satu masalah kompleks manusia, selain berkenan dengan masalah kegiatan berbahasa. Sedangkan kegiatan berbahasa itu bukan hanya berlangsung secara mekanistik, tetapi juga berlangsung secara mentalistik. Artinya, kegiatan berbahasa itu berkaitan juga dengan proses atau kegiatan mental (otak). Oleh karena itu, dalam kaitannya dengan pembelajaran bahasa, studi linguistik perlu dilengkapi antardisiplin antar linguistik dan psikologi, yang lazim disebut psikolinguistik. Untuk memahami dengan lebih baik apa psikolinguistik itu terlebih dahulu perlu dibicarakan apa studi psikologi dan apa studi linguistik itu meskipun secara singkat.
PSIKOLOGI
Secara etimologi kata psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno psyche dan logos. kata Psyche berarti ‘jiwa, roh, atau sukma”, sedangkan kata logos berarti “ilmu”. Jadi, psikologi, secara harfiah berarti “ilmu jiwa’, atau ilmu yang objek kajiannya dalah jiwa. Dalam perkembangannya, psikologi telah terbagi menjadi beberapa aliran sesuai dengan paham filsafat yang dianut. Karena itulah dikenal adanya psikologi yang mentalistik, yang behavioristik, dan yang kognitifistik.
Psikolinguistik Mentalistik
Aliran ini melahirkan aliran yang disebut psikologi kesadaran. Tujuan utama psikologi kesadaran adalah mencoba mencoba mengkaji psoses-proses akal manusia dengan cara mengintropeksi atau mengkaji diri. Oleh karena itu, psikologi kesadaran lazim juga disebut sebagai psikologi intropeksionisme. Psikologi ini merupakan suatu proses akal dengan cara melihat ke dalam diri sendiri setelah suatu rangsangan terjadi.
Psikologi Behavioristik
Aliran ini merupakan aliran yang disebut psikologi prilaku. Tujuan utamanya adalah mencoba mengkaji prilaku manusia yang berupa reaksi apabila suatu rangasangan terjadi, dan selanjutnya bagaimana mengawasi dan mengontrol prilaku itu. Para pakar psikologi prilaku ini tidak mengkaji ide-ide, pengertian, kemauan, keinginan, maksud, pengaharapan, dan segala mekanisme fisiologi, yang dikaji hanyalah peristiwa-peristiwa yang dapat diamati, yang nyata dan konkret, yaitu kelakuan atau tingkah laku manusia.
Psikologi Kognifistik
Aliran ini juga lazim disebut psikologi kognitif mencoba mencoba mengkaji proses-proses kognitif manusia secara ilmiah. Yang dimaksud dengan proses kognitif adalah proses-proses akal (pikiran, berpikir) manusia yang bertanggung jawab mengatur pengalaman dan prilaku manusia. Hal yang utama dikaji oleh psikologi kognitif adalah bagaimana manusia memperoleh, menafsirkan, mengatur, menyimpan, mengeluarkan, dan menggunakan pengetahuannya, termasuk perkembangan dan penggunaan bahasa.
LINGUISTIK
Secara umum linguistik lazim diartikan sebagai ilmu bahasa atau ilmu yang mengambil bahasa sebai objek kajiannya. Pakar linguistik disebut linguis. Namun perlu dicatat kata linguis dalam bahasa inggris juga berarti ‘orang yang mahir menggunakan beberapa bahasa”, selain bermakna “pakar linguistik”. Seorang linguis mempelajari bahasa bukan dengan tujuan utama untuk mahir menggunakan bahasa itu, melainkan untuk mengetahui kaidah-kaidah struktur bahasa, beserta dengan berbagai aspek dan segi yang menyangkut bahasa itu. Dan seseorang yang mahir dan lancar beberapa bahasa, belum tentu dia seorang linguis kalau dia tidak mendalami teori tentang bahasa. Orang yang seperti ini lebih tepat disebut seorang poligot ‘berbahasa banyak” sebagai dokotomi dari monoglot “berbahasa satu”.
Linguistik bisa kita lihat dengan berbagai cabang linguistik yang dibuat berdasarkan berbagai kriteria atau pandangan. Secara umum pembidangan linguistik itu adalah sebagai berikut:
Pertama, menurut objek kajiannya, linguistik dapat dibagi atas dua cabang besar, yaitu linguistik mikro dan makro. Objek kajian mikro adalah struktur internal bahasa itu sendiri, mencakup struktur fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikon. Sedangkan objek kajian linguistic makro adalah bahasa dalam hubungannya dengan faktor-faktor diluar bahasa seperti faktor sosiologis, psikologis, antropologi, dan neurologi.
Kedua, menurut tujuan kajiannya, linguistik dapat dibedakan atas dua bidang besar yaitu linguistik teoritis dan linguistik terapan. Kajian teoritis hanya ditunjukan untuk mencari atau menemukan teori-teori linguistik belaka. Hanya untuk membuat kaidah-kaidah linguistik secara deskriptif. Sedangkan kajian terapan ditujukan untuk menerapkan kaidah-kaidah linguistik dalam kegiatan praktis, seperti dalam pengajaran bahasa, penerjemahan, penyusunan kamus, dan sebagainya.
Ketiga, adanya yang disebut lingustik sejarah dan sejarah linguistik. Linguistik sejarah mengkaji perkembangan dan perubahan suatu bahasa atau sejumlah bahasa, baik dengan diperbandingkan maupun tidak. Sementara sejarah linguistik mengkaji perkembangan ilmu lingustik, baik mengenai tokoh-tokoh, aliran-aliran teorinya, maupun hasil-hasil kerjanya.
PSIKOLINGUISTIK
Secara etimologi sudah disinggung bahwa kata psikolinguistik terbentuk dari kata psikologi dan kata linguistik, yakni dua bidang ilmu yang berbeda, yang masing-masing berdiri sendiri, dengan prosedur dan metode yang berlainan. Namun, keduanya sama-sama meneliti bahasa sebagai objek formalnya. Hanya objek materinya yang berbeda, linguistik mengkaji struktur bahasa, sedangkan psikologi mengkaji prilaku berbahasa berbahasa atau proses berbahasa.
Psikolinguistik mencoba menguraikan proses-proses psikologi yang berlangsung jika seorang mengucapkan kalimat-kalimat yang didengarkannya pada waktu berkomunikasi, dan bagaimana kemampuan berbahasa itu diperoleh oleh manusia (Slobin, 1974; meller, 1964; Slama cazahu, 1973). Maka secara teoretis tujuan utama psikolingustik adalah mencari satu teori bahasa yang secara linguistic bisa diterima dan secara psikologi dapat menerangkan hakikat bahasa dan pemerolehannya. Dengan kata lain psikolinguitik mencoba menerangkan hakikat struktur bahasa, dan bagaimana struktur ini diperoleh, digunakan pada waktu bertutur, dan pada waktu memahami kalimat-kalimat dalam pertuturan itu.
DAFTAR PUSTAKA
Linguistik dalam kajian Teori Pmebelajaran Psikolinguistik
http://susiati-abas.blogspot.co.id/