Thursday, June 30, 2016

Hubungan antara Bahasa dan Budaya

Artikel di bawah ini hanya menjelaskan bagaimana hubungan antara bahasa dan budaya dikehidupan sosial yang kita alami dalam keseharian.

Bahasa merupakan hal utama yang kita sering gunakan dalam kehidupan sosial. Hal ini sejalan dengan pendapat  Keraf (1997:1) bahwa, bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Ketika kita menggunakan bahasa di dalam konteks komunikasi, maka terjadilah hubungan erat antara bahasa dan budaya.

Manusia mengucapkan kata-kata lebih mengarah kepada pengekspresian pengalaman. Mereka mengekspresikan fakta-fakta, ide-ide atau kejadian-kejadian yang mereka ketahui karena mereka mempunyai sebuah stok pengetahuan tentang dunia yang didapatkannya dari orang lain. Kata-kata juga menggambarkan sikap dan kepercayaan mereka, penglihatan mereka. Sehingga keduanya menggambarkan bahwa bahasa mengutarakan kenyataan kebudayaan.

Tetapi harus diingat bahwa sebuah komunitas atau kelompok sosial tidak hanya mengutarakan pengalaman saja; mereka juga menciptakan pengalaman melalui bahasa. Mereka memberi arti terhadap bahasa melalui perantara yang mereka pilih untuk berkomunikasi dengan orang lain, Contohnya; berbicara ditelpon atau tatap muka, menulis sebuah surat atau mengirim sebuah e-mail, membaca surat kabar atau menginterprestasikan sebuah grafik atau peta. Dengan begitu mereka menggunakan berbicara, menulis, atau perantara yang dapat mereka lihat yang menciptakan arti yang dapat dipahami di mana mereka berkomunikasi, contohnya; melalui nada suara pembicara, logat atau aksen, gaya percakapan, gerakan tubuh dan ekspresi wajah. Melalui semua aspek bahasa verbal dan bahasa non-verbal, bahasa mewujudkan kenyataan kebudayaan.

Akhirnya, bahasa merupakan sebuah sistem tanda yang dapat dilihat seperti keberadaan sebuah nilai budaya. Identitas pembicara diri mereka sendiri dan yang lain dapat diketahui melalui bahasa yang mereka gunakan dan yang mereka lihat merupakan sebuah simbol dari identitas sosial mereka. Sehingga kita dapat mengatakan bahwa bahasa merukan simbol dari kenyataan kebuadayaan.

Tuesday, April 5, 2016

Applied Linguistics and Educational Linguistics

The term 'applied linguistics' refers to a broad range of activities which involve solving some languagerelated problem or addressing some language-related concern. And The Educational Linguistics strand encompasses a wide range of topics related to language (in) education, generally with a focus on and/or implications for practice and/or policy.  The unifying element is attention to education, whether formal or informal, rather than any particular theoretical or methodological perspective. 

APPLIED LINGUISTICS:

  • Vivian Cook : Applied linguistics means many things to many people (2006, 56).
  • Spolsky :  ....Applied linguistics (is now) a cover term for a sizeable group of semi-autonomous disciplines, each dividing its parentage and allegiances between the formal study of language and other relevant fields and each working to develop its own methodologies and priciples (2005:36).
  • Guy Cook : Applied linguistics as “the academic discipline concerned with the relation of knowledge about language to desicion making in the real world. The scope of applied linguistics remains rather vague’ but attempts to delimit its main ideas of concern as consisting on language and education; language, work and law; and language information and effect (2003:7-8).
  • Corder : the target of applied linguistics: Language teaching, widely interpreted and therefore including for example: speech therapy, translation and language planning (1973)
  • Brumfit : “A working definition of applied linguistics will then be the theoretical and empirical investigation of real-world problem in which language is a central issue (1977:93).
  • Cumming : Encourage the submission of more manuscripts from (a) diverse disciplines, including applications of methods and theories from linguistics, psycholinguistics, cognitive science, ethnography, ethnomethodology, sociolinguistics, sosiology, semiotics, educational inquiry and cultural or historical studies, to address; (b) fundamental issues in language learning, such as multilingualism, language acquisition, second and foreign language education, literacy, culture, cognition, pragmatics and intergroup relation (1993:1-2).

EDUCATIONAL LINGUISTICS

Spolsky,  (1999)  and  in  university  programs  and  courses.  With  the growing significance of language education as a result of decolonization and globalization, more and more educational systems are appreciating the need to train teachers and administrators in those aspects of linguistics that are relevant to education and in the various subfields that have grown up within educational linguistics itself.

That linguistics is often relevant to education, the relation is seldom direct. Educational linguistics as a sub-field of linguistics, much like educational psychology and educational sociology are subfields of their disciplines proper, that would specifically address the broad range of issues related to language and education (1978:5)

Educational linguistics is an area of study that integrates the research tools of linguistics and other related disciplines of the social sciences in order to investigate holistically the broad range of issues related to language and education (Hornberger, 2001; Spolsky, 1978) in Spolsky, (2008:10)

The Similarities of Applied and Educational Linguistics :

1.    Study of  language
2.    Must be synthesized in a complementary manner with the approaches of other disciplines in order to comprehend fully any specific problem (viz. issue or theme) related to language and education.
 

The Differencies of Applied and Educational Linguistics :

Educational Linguistics:
1.    The holistic study of specific issues – that educational linguistics emerged as problem-oriented and interdisciplinary.
2.    In educational linguistics, a researcher begins with a problem, issue or theme, related to language and education and then synthesizes the research tools in her/his intellectual repertoire to investigate or explore it.
3.    Concerned  with the study of all the factors that influence language use as it relates to education.
The objective of  Educational Linguistics is advancing educational issues ranging from language acquisition to language planning.

Applied Linguistics:
1.    ‘trans-disciplinary’ rather than ‘inter-’ or ‘multidisciplinary’
2.    Relevant other fields and each working to develop its own methodologies and principles.
3.    The theoretical and empirical investigation of real-world problem in which language is a central issue.
4.    The process or activity of applied linguistics is carried out by taking the known research and theory of linguistics and applying a linguistic analysis to specific contexts outside linguistics proper (e.g., language teaching, interpreting and  translating, or  lexicography).

References:

Cook, Guy. (2003). Applied linguistisc. Oxford: Oxford University Press.

Cook, Vivian. (2006). ‘What is applied linguistics?’ in Vivian Cook: Obscure Writing.

Corder, S. Pit. (1973). Introducing applied linguistics. Harmondsworth: Penguin.

Cumming, Alister. (1993). ‘Editor’s Preface’, Language Learning, 43 (1):1-2.

Spolsky, Bernard (1978). Educational Linguistics: An Introduction. Rowley, MA: Newbury House.

Spolsky,   Bernard   (ed.)   (1999).   Concise   Encyclopedia   of   Educational   Linguistics. Amsterdam /New  York: Elsevier.

Spolsky, Bernard. (2005). ‘Is language policy applied linguistics?’ in P. Bruthiaux, D. Atkinson, W. G.
Egginton. W. Grabe and V. Ramanathan (eds). Direction in applied linguistics, Clevedon Multilingual Matters.

Spolsky, Bernard. (2005). The handbook of educational linguistics. USA: Blackwell Publishing Ltd

Wednesday, March 30, 2016

Pengertian Psikologi, Linguistik dan Psikolinguistik


Pembelajaran bahasa, sebagai salah satu masalah kompleks manusia, selain berkenan dengan masalah kegiatan berbahasa. Sedangkan kegiatan berbahasa itu bukan hanya berlangsung secara mekanistik, tetapi juga berlangsung secara mentalistik. Artinya, kegiatan berbahasa itu berkaitan juga dengan proses atau kegiatan mental (otak). Oleh karena itu, dalam kaitannya dengan pembelajaran bahasa, studi linguistik perlu dilengkapi antardisiplin antar linguistik dan psikologi, yang lazim disebut psikolinguistik. Untuk memahami dengan lebih baik apa psikolinguistik itu terlebih dahulu perlu dibicarakan apa studi psikologi dan apa studi linguistik itu meskipun secara singkat.

PSIKOLOGI

Secara etimologi kata psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno psyche dan logos. kata Psyche berarti ‘jiwa, roh, atau sukma”, sedangkan kata logos berarti “ilmu”. Jadi, psikologi, secara harfiah berarti “ilmu jiwa’, atau ilmu yang objek kajiannya dalah jiwa. Dalam perkembangannya, psikologi telah terbagi menjadi beberapa aliran sesuai dengan paham filsafat yang dianut. Karena itulah dikenal adanya psikologi yang mentalistik, yang behavioristik, dan yang kognitifistik.

Psikolinguistik  Mentalistik

Aliran ini melahirkan aliran yang disebut psikologi kesadaran. Tujuan utama psikologi kesadaran adalah mencoba mencoba mengkaji psoses-proses akal manusia dengan cara mengintropeksi atau mengkaji diri. Oleh karena itu, psikologi kesadaran lazim juga disebut sebagai psikologi intropeksionisme. Psikologi ini merupakan suatu proses akal dengan cara melihat ke dalam diri sendiri setelah suatu rangsangan terjadi.

Psikologi Behavioristik

Aliran ini merupakan aliran yang disebut psikologi prilaku. Tujuan utamanya adalah mencoba mengkaji prilaku manusia yang berupa reaksi apabila suatu rangasangan terjadi, dan selanjutnya bagaimana mengawasi dan mengontrol prilaku itu. Para pakar psikologi prilaku ini tidak mengkaji ide-ide, pengertian, kemauan, keinginan, maksud, pengaharapan, dan segala mekanisme fisiologi, yang dikaji hanyalah peristiwa-peristiwa yang dapat diamati, yang nyata dan konkret, yaitu kelakuan atau tingkah laku manusia.

Psikologi Kognifistik

Aliran ini juga lazim disebut psikologi kognitif mencoba mencoba mengkaji proses-proses kognitif manusia secara ilmiah. Yang dimaksud dengan proses kognitif adalah proses-proses akal (pikiran, berpikir) manusia yang bertanggung jawab mengatur pengalaman dan prilaku manusia. Hal yang utama dikaji oleh psikologi kognitif adalah bagaimana manusia memperoleh, menafsirkan, mengatur, menyimpan, mengeluarkan, dan menggunakan pengetahuannya, termasuk perkembangan dan penggunaan bahasa. 

LINGUISTIK

Secara umum linguistik lazim diartikan sebagai ilmu bahasa atau ilmu yang mengambil bahasa sebai objek kajiannya. Pakar linguistik disebut linguis. Namun perlu dicatat kata linguis dalam bahasa inggris juga berarti ‘orang yang mahir menggunakan beberapa bahasa”, selain bermakna “pakar linguistik”. Seorang linguis mempelajari bahasa bukan dengan tujuan utama untuk mahir menggunakan bahasa itu, melainkan untuk mengetahui kaidah-kaidah struktur bahasa, beserta dengan berbagai aspek dan segi yang menyangkut bahasa itu. Dan seseorang yang mahir dan lancar beberapa bahasa, belum tentu dia seorang linguis kalau dia tidak mendalami teori tentang bahasa. Orang yang seperti ini lebih tepat disebut seorang poligot ‘berbahasa banyak” sebagai dokotomi dari monoglot “berbahasa satu”.

Linguistik bisa kita lihat dengan berbagai cabang linguistik yang dibuat berdasarkan berbagai kriteria atau pandangan. Secara umum pembidangan linguistik itu adalah sebagai berikut:

Pertama, menurut objek kajiannya, linguistik dapat dibagi atas dua cabang besar, yaitu linguistik mikro dan makro. Objek kajian mikro adalah struktur internal bahasa itu sendiri, mencakup struktur fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikon. Sedangkan objek kajian linguistic makro adalah bahasa dalam hubungannya dengan faktor-faktor diluar bahasa seperti faktor sosiologis, psikologis, antropologi, dan neurologi.

Kedua, menurut tujuan kajiannya, linguistik dapat dibedakan atas dua bidang besar yaitu linguistik teoritis dan linguistik terapan. Kajian teoritis hanya ditunjukan untuk mencari atau menemukan teori-teori linguistik belaka. Hanya untuk membuat kaidah-kaidah linguistik secara deskriptif. Sedangkan kajian terapan ditujukan untuk menerapkan kaidah-kaidah linguistik dalam kegiatan praktis, seperti dalam pengajaran bahasa, penerjemahan, penyusunan kamus, dan sebagainya.

Ketiga, adanya yang disebut lingustik sejarah dan sejarah linguistik. Linguistik sejarah mengkaji perkembangan dan perubahan suatu bahasa atau sejumlah bahasa, baik dengan diperbandingkan maupun tidak. Sementara sejarah linguistik mengkaji perkembangan ilmu lingustik, baik mengenai tokoh-tokoh, aliran-aliran teorinya, maupun hasil-hasil kerjanya.

PSIKOLINGUISTIK

Secara etimologi sudah disinggung bahwa kata psikolinguistik terbentuk dari kata psikologi dan kata linguistik, yakni dua bidang ilmu yang berbeda, yang masing-masing berdiri sendiri, dengan prosedur dan metode yang berlainan. Namun, keduanya sama-sama meneliti bahasa sebagai objek formalnya. Hanya objek materinya yang berbeda, linguistik mengkaji struktur bahasa, sedangkan psikologi mengkaji prilaku berbahasa berbahasa atau proses berbahasa.

Psikolinguistik mencoba menguraikan proses-proses psikologi yang berlangsung jika seorang mengucapkan kalimat-kalimat yang didengarkannya pada waktu berkomunikasi, dan bagaimana kemampuan berbahasa itu diperoleh oleh manusia (Slobin, 1974; meller, 1964; Slama cazahu, 1973). Maka secara teoretis tujuan utama psikolingustik adalah mencari satu teori bahasa yang secara linguistic bisa diterima dan secara psikologi dapat menerangkan hakikat bahasa dan pemerolehannya. Dengan kata lain psikolinguitik mencoba menerangkan hakikat struktur bahasa, dan bagaimana struktur ini diperoleh, digunakan pada waktu bertutur, dan pada waktu memahami kalimat-kalimat dalam pertuturan itu.

 DAFTAR PUSTAKA

Linguistik dalam kajian Teori Pmebelajaran Psikolinguistik http://susiati-abas.blogspot.co.id/

Apa Hakikat Linguistik sebagai Ilmu Bahasa?

  Apa Hakikat Linguistik sebagai Ilmu Bahasa?   Manusia yang selalu berkomunikasi menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi tentunya akan d...